Selasa, 13 September 2016

MALTHUS




Malthusian Catastrophe


Para peneliti menganggap bahwa pertumbuhan penduduk adalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Berikut adalah diagram dari populasi dunia yang semakin meningkat.




Populasi dunia saat ini adalah 7 miliar. Tingkat pertumbuhan baru bagi penduduk dunia adalah sekitar 1%. Dan jika berlangsung terus-menerus, maka populasi dunia akan berlipat ganda dalam waktu sekitar 70 tahun. Bayangkan terdapat 14 miliar manusia pada 2080. Apa yang akan terjadi jika hal ini benar terjadi?

Ini pertanyaan yang sulit, seseorang telah melakukan pemikiran keras ini 200 tahun yang lalu. Thomas Malthus berpendapat bahwa jenis pertumbuhan ini bersifat tidak berkelanjutan. Dan ia menuliskan alasannya pada tahun 1798. Apa yang mendasari alasan tersebut?

1. Malthus mencatat bahwa setiap pertumbuhan penduduk adalah eksponensial.




Ini berarti pertumbuhan tersebut akan menjadi ganda dalam jangka waktu tertentu.




Berikut contoh bagaimana pertumbuhan eksponensial mungkin terjadi.




Untuk setiap unit tambahan waktu, populasi menjadi ganda. Jadi populasi yang semula  satu menjadi dua dan berganda menjadi empat, delapan, dan enam belas.


Jika tingkat pertumbuhan 1% seperti yang terjadi di dunia saat ini, maka ada penggandaan tahunan setiap 70 tahun. Jadi penduduk dunia akan bertambah dua kali lipat setiap 70 tahun.




2. Malthus berasumsi bahwa pertumbuhan produksi pertanian bersifat geometris. Pada gambar berikut terlihat bahwa dimulai dari 2, akan bertambah menjadi 4,6,8, dan 10.




Lihat berapa banyak makanan yang dapat diproduksi per penduduk. lihat kurva di bawah ini:




Sumbu x menunjukkan waktu: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Sumbu y menunjukkan jumlah populasi atau jumlah makanan yang diproduksi.




Titik Krisis Antara Pertumbuhan Populasi vs Makanan


Pertumbuhan populasi bersifat eksponensial, sementara peningkatan produksi pangan bersifat konstan. Jika satu unit makanan dibutuhkan untuk satu unit populasi, apa yang terjadi pada titik dimana kedua kurva berpotongan?




Apa yang terjadi pada populasi dunia berada pada persimpangan titik ini? Sistem tersebut rusak. Kelaparan, perang, atau penyakit akibat dari populasi yang melebihi pasokan makanan. Ini titik persimpangan yang digambarkan oleh Thomas Malthus sebagai titik krisis dan sejak itu menjadi dikenal sebagai “Malthusian Catastrophe”.



Apakah Malthusian Catastrophe masih belum terjadi?


Jika populasi berada pada kurva yang sama dengan makanan yang diproduksi, dunia selalu seimbang. Jadi hal utama yang paling menjadi perhatian adalah bagaimana menyediakan makanan yang cukup. Bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan menyebabkan penurunan standar hidup. Jadi ini adalah pandangan yang pesimis tentang masa depan. Pada Malthusian Catastrophe, standar hidup tidak pernah dapat meningkat secara jangka panjang, bahkan selalu berkurang ke level subsisten.




Pada grafik ini garis datar seperti yang ditunjukkan oleh garis hijau menunjukkan produksi makanan maksimum. Kondisi saat ini telah mencapai titik krisis dan populasi mengalami crash. Lihat grafik di bawah ini.




Jika pasokan makanan menjadi dua kali lipat atau kita memiliki teknologi baru atau kita melakukan revolusi hijau baru, atau kemampuan baru untuk membuat makanan, yang terjadi hanya penundaan namun tidak dapat terelakkan.



Dalam kasus di dunia, jika pertumbuhan sebesar 1% per tahun, jika kita memiliki kemampuan baru atau teknologi baru untuk melipatgandakan pasokan makanan yang tersedia, semua yang kita lakukan adalah menunda kejadian untuk 70 tahun berikutnya. Seperti yang Anda lihat dalam grafik ini.




Semua yang kita lakukan adalah menunda kejadian yang tak bisa terelakkan. Pada tingkat pertumbuhan saat ini, maka akan terdapat dua kali lipat populasi dalam 70 tahun. Untuk itu hal yang dapat dilakukan adalah mencegah agar 70 tahun lagi tidak mencapai titik bencana kelaparan. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan eksponensial untuk populasi. Jadi jika pertumbuhan populasi selalu eksponensial, maka kita akan selalu ditakdirkan untuk kelaparan.



Hal ini bahkan menjadi pandangan yang salah jika kita berpikir bahwa kita telah melampaui kapasitas. Misalnya, kita mengatakan bahwa pertanian modern terlalu tergantung pada bahan bakar fosil. Dan karena bahan bakar fosil akhirnya akan habis, maka cara hidup kita menjadi berubah. Jadi, jika populasi tinggi dan disesuaikan dengan model Malthus, maka keadaan akan crash dan populasi akan runtuh. Terdapat banyak hal yang bisa mengikuti pola yang melampaui populasi. Kita dapat menggunakan semacam ini yang disebut model Malthus, tidak hanya untuk populasi saja, tetapi juga untuk banyak sistem yang berpotensial unsustainable. Sekarang ternyata kondisinya tidak sesuai seperti yang Malthus ramalkan selama 200 tahun terakhir.



Malthusian vs Neo-Malthusian


Sebenarnya model Malthus tersebut pada dasarnya adalah benar. Ini adalah gambar dari kemiskinan perkotaan di abad 18 di Inggris.




Pada titik ini Inggris mengalami waktu yang sangat miskin. Bagi kebanyakan orang yang tinggal di negara ini standar hidup dari abad kedelapan belas lebih rendah daripada orang-orang pada zaman batu. Masyarakat zaman batu jauh lebih sedikit, tetapi mereka benar-benar memiliki lebih banyak kalori dan mereka makan lebih banyak protein dan daging.



Misalnya terdapat kasus ketika terjadi Black Death, sekitar sepertiga dari semua orang di pulau itu tewas dan tiba-tiba ada lebih banyak lahan yang tersedia dan menyebabkan permintaan tenaga kerja yang tinggi, sehingga para petani rata-rata menikmati standar hidup yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Jadi secara tidak langsung Malthus telah membuat prediksi yang salah tentang masa depan. Gambar di bawah adalah populasi di Inggris.




Garis biru menunjukkan perubahan populasi dari waktu ke waktu dan titik kuning adalah ketika model Malthus diterapkan. Lalu apa yang terjadi setelah model Malthus diterapkan? Terjadi peningkatan besar populasi Inggris menjadi dua kali lipat, kemudian mendouble sekali lagi dan hampir menjadi dua kali lipat lagi dalam 200 tahun terakhir.




Tidak hanya itu, Inggris menjadi jauh lebih kaya sekarang daripada 200 tahun yang lalu. Revolusi Industri sangat berpengaruh dan rata-rata orang di negara ini memiliki sekitar lima belas kali lebih kaya daripada 200 tahun yang lalu ketika Malthus menulis ramalannya.



Jadi kenaikan populasi tidak menyebabkan kelaparan massal. Tidak hanya itu, meningkatnya populasi tidak menyebabkan kemiskinan. Bahkan hal yang sebaliknya bisa saja terjadi. Populasi di Inggris yang lebih banyak dan lebih kaya dari saat ini telah mendasari prediksi Malthus saat ini. Hal ini disebut neo-Malthusian atau prediksi baru Malthus. Akhir-akhir ini prediksi Neo-Malthusian merupakan prediksi yang buruk seperti prediksi yang dibuat oleh Malthus 200 tahun yang lalu.



Titik kuning pada grafik ini menunjukkan garis biru yang merupakan populasi dunia sejak saat itu.




Jumlah populasi telah menjadi dua kali lipat sejak prediksi itu dibuat. Akibat adanya pendapatan per orang, orang menjadi semakin kaya karena semakin banyaknya populasi. Seperti contoh-contoh tersebut, kejadiannya sangat berlawanan dengan yang telah diprediksi oleh Malthus.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar