Malthusian Catastrophe
Para peneliti menganggap bahwa pertumbuhan penduduk adalah
sesuatu yang mengkhawatirkan. Berikut adalah diagram dari populasi dunia yang
semakin meningkat.
Populasi
dunia saat ini adalah 7 miliar. Tingkat pertumbuhan baru bagi penduduk dunia
adalah sekitar 1%. Dan jika berlangsung terus-menerus, maka populasi dunia akan
berlipat ganda dalam waktu sekitar 70 tahun. Bayangkan terdapat 14 miliar manusia
pada 2080. Apa yang akan terjadi jika hal ini benar terjadi?
Ini pertanyaan yang sulit, seseorang telah melakukan
pemikiran keras ini 200 tahun yang lalu. Thomas Malthus berpendapat bahwa jenis
pertumbuhan ini bersifat tidak berkelanjutan. Dan ia menuliskan alasannya pada
tahun 1798. Apa yang mendasari alasan tersebut?
1. Malthus mencatat bahwa setiap pertumbuhan
penduduk adalah eksponensial.
Ini berarti pertumbuhan tersebut akan menjadi ganda dalam
jangka waktu tertentu.
Berikut contoh bagaimana pertumbuhan eksponensial mungkin
terjadi.
Untuk setiap unit tambahan waktu, populasi menjadi ganda. Jadi
populasi yang semula satu menjadi dua
dan berganda menjadi empat, delapan, dan enam belas.
Jika tingkat pertumbuhan
1% seperti yang terjadi di dunia saat ini, maka ada penggandaan tahunan setiap
70 tahun. Jadi penduduk dunia akan bertambah dua kali lipat setiap 70 tahun.
2. Malthus berasumsi bahwa pertumbuhan produksi
pertanian bersifat geometris. Pada gambar berikut terlihat bahwa dimulai dari
2, akan bertambah menjadi 4,6,8, dan 10.
Lihat berapa banyak makanan yang dapat diproduksi per
penduduk. lihat kurva di bawah ini:
Sumbu x menunjukkan waktu: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Sumbu y
menunjukkan jumlah populasi atau jumlah makanan yang diproduksi.
Titik Krisis Antara Pertumbuhan Populasi vs Makanan
Pertumbuhan
populasi bersifat eksponensial, sementara peningkatan produksi pangan bersifat konstan.
Jika satu unit makanan dibutuhkan untuk satu unit populasi, apa yang terjadi pada
titik dimana kedua kurva berpotongan?
Apa yang terjadi pada populasi
dunia berada pada persimpangan titik ini? Sistem tersebut rusak. Kelaparan,
perang, atau penyakit akibat dari populasi yang melebihi pasokan makanan. Ini titik
persimpangan yang digambarkan oleh Thomas Malthus sebagai titik krisis dan
sejak itu menjadi dikenal sebagai “Malthusian Catastrophe”.
Apakah Malthusian Catastrophe masih belum terjadi?
Jika populasi
berada pada kurva yang sama dengan makanan yang diproduksi, dunia selalu
seimbang. Jadi hal utama yang paling menjadi perhatian adalah bagaimana
menyediakan makanan yang cukup. Bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan
menyebabkan penurunan standar hidup. Jadi ini adalah pandangan yang pesimis
tentang masa depan. Pada Malthusian Catastrophe, standar hidup tidak pernah
dapat meningkat secara jangka panjang, bahkan selalu berkurang ke level
subsisten.
Pada grafik ini garis datar
seperti yang ditunjukkan oleh garis hijau menunjukkan produksi makanan
maksimum. Kondisi saat ini telah mencapai titik krisis dan populasi mengalami
crash. Lihat grafik di bawah ini.
Jika pasokan makanan menjadi dua
kali lipat atau kita memiliki teknologi baru atau kita melakukan revolusi hijau
baru, atau kemampuan baru untuk membuat makanan, yang terjadi hanya penundaan namun
tidak dapat terelakkan.
Dalam kasus
di dunia, jika pertumbuhan sebesar 1% per tahun, jika kita memiliki kemampuan
baru atau teknologi baru untuk melipatgandakan pasokan makanan yang tersedia,
semua yang kita lakukan adalah menunda kejadian untuk 70 tahun berikutnya.
Seperti yang Anda lihat dalam grafik ini.
Semua yang kita lakukan adalah
menunda kejadian yang tak bisa terelakkan. Pada tingkat pertumbuhan saat ini,
maka akan terdapat dua kali lipat populasi dalam 70 tahun. Untuk itu hal yang
dapat dilakukan adalah mencegah agar 70 tahun lagi tidak mencapai titik bencana
kelaparan. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan eksponensial untuk populasi.
Jadi jika pertumbuhan populasi selalu eksponensial, maka kita akan selalu
ditakdirkan untuk kelaparan.
Hal ini
bahkan menjadi pandangan yang salah jika kita berpikir bahwa kita telah
melampaui kapasitas. Misalnya, kita mengatakan bahwa pertanian modern terlalu
tergantung pada bahan bakar fosil. Dan karena bahan bakar fosil akhirnya akan
habis, maka cara hidup kita menjadi berubah. Jadi, jika populasi tinggi dan
disesuaikan dengan model Malthus, maka keadaan akan crash dan populasi akan
runtuh. Terdapat banyak hal yang bisa mengikuti pola yang melampaui populasi. Kita
dapat menggunakan semacam ini yang disebut model Malthus, tidak hanya untuk populasi
saja, tetapi juga untuk banyak sistem yang berpotensial unsustainable. Sekarang
ternyata kondisinya tidak sesuai seperti yang Malthus ramalkan selama 200 tahun
terakhir.
Malthusian vs Neo-Malthusian
Sebenarnya
model Malthus tersebut pada dasarnya adalah benar. Ini adalah gambar dari
kemiskinan perkotaan di abad 18 di Inggris.
Pada titik ini Inggris
mengalami waktu yang sangat miskin. Bagi kebanyakan orang yang tinggal di
negara ini standar hidup dari abad kedelapan belas lebih rendah daripada orang-orang
pada zaman batu. Masyarakat zaman batu jauh lebih sedikit, tetapi mereka
benar-benar memiliki lebih banyak kalori dan mereka makan lebih banyak protein
dan daging.
Misalnya terdapat
kasus ketika terjadi Black Death, sekitar sepertiga dari semua orang di pulau
itu tewas dan tiba-tiba ada lebih banyak lahan yang tersedia dan menyebabkan permintaan
tenaga kerja yang tinggi, sehingga para petani rata-rata menikmati standar
hidup yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Jadi secara tidak langsung Malthus
telah membuat prediksi yang salah tentang masa depan. Gambar di bawah adalah
populasi di Inggris.
Garis biru menunjukkan perubahan
populasi dari waktu ke waktu dan titik kuning adalah ketika model Malthus
diterapkan. Lalu apa yang terjadi setelah model Malthus diterapkan? Terjadi
peningkatan besar populasi Inggris menjadi dua kali lipat, kemudian mendouble
sekali lagi dan hampir menjadi dua kali lipat lagi dalam 200 tahun terakhir.
Tidak hanya itu, Inggris menjadi
jauh lebih kaya sekarang daripada 200 tahun yang lalu. Revolusi Industri sangat
berpengaruh dan rata-rata orang di negara ini memiliki sekitar lima belas kali lebih
kaya daripada 200 tahun yang lalu ketika Malthus menulis ramalannya.
Jadi kenaikan
populasi tidak menyebabkan kelaparan massal. Tidak hanya itu, meningkatnya
populasi tidak menyebabkan kemiskinan. Bahkan hal yang sebaliknya bisa saja
terjadi. Populasi di Inggris yang lebih banyak dan lebih kaya dari saat ini
telah mendasari prediksi Malthus saat ini. Hal ini disebut neo-Malthusian atau
prediksi baru Malthus. Akhir-akhir ini prediksi Neo-Malthusian merupakan
prediksi yang buruk seperti prediksi yang dibuat oleh Malthus 200 tahun yang
lalu.
Titik kuning
pada grafik ini menunjukkan garis biru yang merupakan populasi dunia sejak saat
itu.
Jumlah populasi telah menjadi dua
kali lipat sejak prediksi itu dibuat. Akibat adanya pendapatan per orang, orang
menjadi semakin kaya karena semakin banyaknya populasi. Seperti contoh-contoh
tersebut, kejadiannya sangat berlawanan dengan yang telah diprediksi oleh
Malthus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar