Rabu, 26 Oktober 2016

Journal of Cleaner Production



Peningkatan Manajemen Lingkungan di Sektor Tekstil: Pendekatan Organisational-Life Cycle Assessment

Review Jurnal kali ini akan membahas tentang:
1. Goal and Scope Definition
2. Life Cycle Inventory
3. Life Cycle Impact Analysis
4.Interpretation
5. Discuccion and Conclussion 


 

Abstrak

Peningkatan jumlah perusahaan tekstil diadopsi strategi sustainability untuk mencapai keuntungan jangka panjang. Proses pengambilan keputusan baru untuk sektor tekstil  mengeksploitasi metodologi organisasi Life Cycle Assesment (LCA) yang menyediakan sistem manajemen yang mampu mendukung perusahaan dalam memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungan dengan perspektif dinamis dan mengidentifikasi kegiatan dan/atau pabrik mekanik apakah perlu ditingkatkan atau diubah. Hal ini ditujukan untuk mengurangi dampak lingkungan, menghemat biaya, dan mengembangkan kasus bisnis untuk sustainability. Cara mengembangkan sistem menajemen ini dilakukan dengan meninjau literatur tertentu dan melakukan wawancara semi terstruktur pada enam perusahaan tekstil. Di perusahaan, informan termasuk managing director, manajer pabrik, supervisor toko dan pekerja, serta perwakilan dari Komite Corporate Social Responsibility. Selain itu juga dilakukan observasi langsung yang digunakan sebagai metode pengumpulan data.

A.    Perkenalan
      Industri tekstil dan pakaian adalah salah satu industri terbesar yang secara global bernilai lebih dari $450.000.000.000 dalam hal penjualan nominal (Riset Ekonomi Euler Hermes 2016) dan pada saat yang sama merupakan salah satu penyebab polusi utama lingkungan. Beban yang disebabkan oleh sektor ini dikaitkan dengan:
1.      Konsumsi energi : untuk produksi serat buatan dan benang, proses finishing, dan proses mencuci dan mengeringkan pakaian
2.      Konsumsi air dan bahan kimia è untuk menumbuhkan serat, proses pencelupan dan finishing, kegiatan laundry
3.      Limbah padat : timbul dari tekstil dan manufaktur pakaian dan sebagian besar dari pembuangan produk pada siklus akhir
4.      Emisi CO2 langsung : terkait dengan proses transportasi dalam rantai pasokan global.
Selama dua puluh tahun terakhir, permintaan tekstil dan pakaian yang ramah lingkungan yang diproduksi dan didistribusikan dapat meminimalkan dampak negatif tersebut telah bermunculan dari sejumlah pemangku kepentingan, termasuk konsumen, merek dan pengecer terkenal (seperti Levi, Gap, H & M, dan Wal-Mart), organisasi non profit, perhatian publik, media massa, dan badan pengawas dan otoritas publik (regulasi REACH Uni Eropa).
            Oleh karena itu, prinsip-prinsip, pendekatan, dan strategi sustainability kemudian menjadi hal penting bagi perusahaan tekstil dan pakaian untuk tetap kompetitif di pasaran. Namun, ada ketidakkonsistenan antara peluang perusahaan untuk meningkatkan sustainability dan implementasi yang sebenarnya, seperti banyak perusahaan yang berkomitmen untuk sustainability, tapi hanya beberapa yang menempatkan komitmen mereka ke dalam tindakan. Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan mengalami kesulitan dalam menangani sustainability, yaitu perusahaan seringkali mengalami kekurangan informasi yang tepat untuk mendasari keputusan dan perusahaan berjuang untuk menentukan kasus bisnis untuk produk mereka yang sering mengalami kecacatan.
      Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan proses pengambilan keputusan dengan pendekatan Organisational Life Cycle Accesment (O-LCA) untuk mendukung manajemen dalam menciptakan praktik terbaik antara lingkungan dan ekonomi yang tersedia secara:
a.   Tingkat teknis : peralatan produksi yang lebih efisien
b.      Tingkat pemasok : penggunaan bahan daur ulang
c.       Tingkat manajemen : pengenalan teknik produksi ramping untuk minimisasi limbah
Tujuannya adalah untuk memberikan panduan, metode, dan alat untuk mengidentifikasi dan menilai dampak lingkungan hidup dari siklus perusahaan, serta memilih alternatif lingkungan terbaik. Proses ini akan membantu perusahaan tekstil dan pakaian mengintegrasikan tujuan lingkungan ke dalam manajemen kontrol perusahaan dan sistem pengambilan keputusan untuk mencapai keuntungan lingkungan dan ekonomi pada saat yang sama.

B. Latar Belakang Teoritis
            Life Cycle Thinking (LCT) adalah salah satu pendekatan yang dapat mendukung perusahaan dalam membuat industri manufaktur, termasuk sektor tekstil dan pakaian, lebih sustainable dan tidak berdampak buruk pada lingkungan, namun pada saat yang sama tetap kompetitif. Life Cycle Management (LCM) didefinisikan sebagai "suatu kerangka konsep terpadu yang memiliki teknik dan prosedur untuk mengatasi lingkungan, ekonomi, teknologi, dan aspek sosial dari produk dan organisasi untuk mencapai perbaikan lingkungan yang sustainable berdasarkan perspektif siklus hidup mulai dari akuisisi bahan baku, melalui proses manufaktur, penggunaan, dan sampai pembuangan akhir. LCM adalah kerangka manajemen yang mendukung perusahaan untuk meminimalkan beban lingkungan yang berkaitan dengan proposisi nilai mereka, sementara juga memaksimalkan nilai ekonomi yang dihasilkan. Dalam kerangka LCM, tujuan sustainability dicapai dengan menggunakan teknik dan pendekatan, analisis dan prosedural, alat, program, strategi dan kebijakan siklus hidup.
            LCA adalah salah satu teknik yang paling terkemuka untuk mengevaluasi potensi aspek lingkungan dari sistem produk atau layanan melalui semua tahapan siklus hidup. Dengan pendekatan LCA, dapat membangun pendukung kuat untuk produk yang berhubungan dengan pengambilan keputusan (misalnya analisis biaya manfaat, materi aliran analisis, LCA sosial, biaya siklus hidup, dan analisis input output). Metodologi ini mampu memenuhi:
a.       Perusahaan yang membutuhkan identifikasi hotspot lingkungan di seluruh rantai value
b.      Monitoring dan pengendalian lingkungan kinerja
c.       Pendukung keputusan strategis
d.      Memberikan informasi untuk pengungkapan corporate sustainability
Secara keseluruhan, O-LCA memberdayakan organisasi untuk mendefinisikan strategi sustainability mereka dan meningkatkan kegiatan operasional mereka, memfasilitasi perubahan menjadi konsumsi dan pola produksi yang lebih sustainable, menuju sumber daya ekonomi yang efisien. Sebagian besar persyaratan dan pedoman yang ditetapkan dalam standar untuk produk LCA juga cocok untuk O-LCA. Perbedaan antara dua pendekatan mengacu kepada ruang lingkup dan tahap inventarisasi, sebagai objek penelitian yang berbeda. Selain itu, O-LCA tidak boleh digunakan untuk perbandingan analisis antara organisasi dan komunikasi kepada publik (misalnya, peringkat perusahaan), melainkan untuk menangani perbaikan dalam organisasi tertentu.
      Metodologi Organisation Environmental Footprint (OEF), didasarkan pada ukuran multi-kriteria kinerja lingkungan organisasi dari perspektif siklus hidup. Meskipun OEF dapat dianggap sebagai jenis tertentu dari O-LCA, namun tidak sepenuhnya sama pada beberapa prinsip dan persyaratan LCA. Bahkan penerapan O-LCA meningkat dengan pesat dan muncul pengalaman eksploratif yang signifikan dan lengkap, namun praktek umum aplikasi dari O-LCA masih belum, maka masih diperlukan penelitian untuk memahami bagaimana O-LCA harus dilaksanakan oleh perusahaan.

C. Pengembangan proses pengambilan keputusan
            Dalam rangka mendukung perusahaan tekstil dan pakaian beroperasional untuk melaksanakan komitmen mereka terhadap sustainability untuk mengintegrasikan profitabilitas secara sinergis dalam jangka pendek dan jangka panjang, mereka melakukan proses pengambilan keputusan untuk melindungi ekosistem berdasarkan metode O-LCA. Proses pengambilan keputusan dilakukan di atas kerangka kerja teknis untuk standar O-LCA  oleh Organisasi Standar Internasional. Pada kasus tertentu, O-LCA yang sejalan dengan LCA, harus
meliputi empat tahap, yaitu:
a.       Mendefinisi tujuan dan ruang lingkup
b.      Menganalisis persediaan
c.       Menilai dampak
d.      Menginterpretasikan hasil.
Dalam jurnal ini, setiap tahap O-LCA dibahas dengan mengacu kepada sektor tekstil, dan alat operasionalnya. Metodologi yang diterapkan untuk mengembangkan alat ini diproses melalui kajian literatur, wawancara, dan aplikasi empiris. Pada penelitian ini dilakukan 20 wawancara mendalam semi terstruktur pada enam perusahaan tekstil. Wawancara berkisar antara 1 sampai 4 jam. Selain itu, juga digunakan observasi langsung untuk meningkatkan keandalan penelitian dan triangulasi data yang diperoleh selama wawancara.

C1. Tahap 1: Goal and Scope Definition
            Tahap scoping merupakan tahap mendefinisikan secara luas, mendalam, dan detail dari pembelajaran sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Goal and Scope menyatakan kerangka untuk penilaian dan mempengaruhi tahapan. Berbeda dengan LCA, dalam O-LCA dilakukan analisis pelaporan unit organisasi dan aliran pelaporannya adalah ukuran output dari organisasi pelapor selama periode acuan. Batasan sistem adalah batas yang menentukan proses, sumber daya dan emisi yang berhubungan dengan organisasi pelapor dan termasuk dalam studi. Studi ini mencakup persiapan dan pemintalan serat tekstil serta tekstil tenun, finishing tekstil, finishing (tapi bukan manufaktur) pakaian, pembuatan tekstil buatan kecuali pakaian (misalnya, selimut, karpet, tali, dan sebagainya).
            Tekstil dapat dihasilkan dari berbagai bahan baku, serat alami atau buatan. Persiapan dan proses pembuatan serat tekstil meliputi kegiatan mengguncang dan mencuci sutra, mengkarbonisasi wol dan mencelupkan wol bulu domba, menyisir semua jenis serat, memintal dan membuat benang, memutar, melipat, menggulung dan mencelupkan benang filamen. Proses finishing tekstil meliputi pemutihan, pencelupan, pleating, waterproofing, coating, dan menyablon sutra. Pembuatan tekstil lainnya memperhatikan rajutan atau kain rajutan, karpet, tali, kain tenun, hiasan dan barang tekstil yang dijadikan selimut, karpet, tempat tidur, bantal, kantong tidur, tirai, seprei, tenda, jaket, dan parasut. Yang menjadi pengecualian adalah persiapan operasi yang dilakukan dalam kombinasi dengan pertanian dan pembuatan serat sintetis (yang merupakan bagian dari manufaktur bahan kimia). Totalnya ada 13 proses makro yang tergabung dalam peta scoping tekstil O-LCA, seperti pada gambar 1: pemintalan, tenun, rajut, manufaktur non-woven, pemotongan, pembuatan, pemangkasan, desizing, penggosokan, pemutihan, pencelupan, pencetakan, dan finishing. Idealnya, batas sistem O-LCA harus mempertimbangkan seluruh  organisasi orang dan nilai, termasuk kegiatan langsung yang dilakukan oleh organisasi.
            Prioritas dari kegiatan yang akan dimasukkan dalam penelitian ini adalah suatu langkah penting. Mengingat siklus kegiatan yang berdampak pada lingkungan dari produk tekstil, diperlukan kontribusi yang signifikan terhadap dampak lingkungan dan juga untuk fase penggunaan pakaian (pencucian, pengeringan dan setrika). Pada tahap akhir, distribusi produk dan kegiatan daur ulang/pembuangan menjadi sangat penting. Seiring dengan siklus hidup produk tekstil, perusahaan tekstil tidak mempermasalahkan pada tahap penggunaan produk-produknya. Karena itu, dalam jurnal ini perspektif yang diambil yaitu sampai pintu gerbang pelaporan organisasi, dan tahap setelahnya dikecualikan.
            Tujuan utama dari pengembangan proses pengambilan keputusan berbasis O-LCA adalah untuk perusahaan tekstil agar mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke manajemen kontrol perusahaan dan sistem pengambilan keputusan untuk mencapai keuntungan ekonomi dan lingkungan pada saat yang sama, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan demikian, peta scoping O-LCA pada tekstil dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan tekstil untuk mendefinisikan langsung goal and scope mereka sebagaimana dicontohkan pada gambar 4.

C.2. Tahap 2: Life Cycle Inventory
            Selama pengumpulan data pada tahap analisis persediaan, sistem dimodelkan, dan Life Cycle Inventory (LCI) hasil yang dicapai koheren dengan goal and scope definition. Sementara kegiatan LCA tradisional yang tidak langsung terkait dengan produksi biasanya tidak dianggap. Kegiatan O-LCA tersebut termasuk dalam analisis persediaan. Secara khusus, dalam O-LCA, persediaan harus terdiri dari semua input (misalnya, energi, air dan bahan baku) dan output (misalnya, rilis zat ke lingkungan dalam bentuk emisi ke udara, air, dan tanah) yang terhubung dengan kegiatan langsung dimasukkan dalam batas sistem yang didefinisikan pada tahap sebelumnya. Secara khusus, untuk setiap proses makro didefinisikan dalam fase "goal and scope definition", kedua proses primer dan pendukung didefinisikan dan dipetakan. Kegiatan utama yaitu mereka yang terlibat secara fisik dalam penciptaan produk, sedangkan kegiatan pendukung yaitu menyediakan input dan infrastruktur yang memungkinkan kegiatan utama berlangsung, yaitu pengadaan sumber manajemen daya manusia dan mengembangkan teknologi infrastruktur.
            Untuk setiap input, proses, output, dan sumber daya dimaksudkan sebagai perlengkapan dan peralatan yang mendukung proses eksekusi diidentifikasi dan kode. Selain itu, mendukung mekanisme pabrik di layanan produksi yang dipertimbangkan (misalnya, listrik, air, pemanasan dan pendinginan, sistem pencahayaan, dll).
            Alat penunjang utama untuk tahap ini adalah Textile Inventory Matrix (TIM) yang mengandung 147 proses primer, 25 proses pendukung, 11 pabrik mekanik , 242 input, 136 output, dan 105 sumber daya. Secara keseluruhan, matriks ini menggambarkan akuntansi sistematis arus lingkungan dalam organisasi. Tabel 1 menunjukkan struktur umum dari TIM. Baris menunjukkan input, output dan sumber daya yang didaftar. Kolom menunjukkan setiap proses makro, proses primer, proses pendukung, dan pabrik mekanik yang dicatat.
            TIM adalah alat komprehensif yang memasukkan semua proses primer dan pendukung, serta semua pabrik mekanikpada bidang tekstil dan sektor pakaian. Ketika sebuah perusahaan menggunakan alat seperti hanya untuk proses yang dilakukan dalam usaha atau proses yang harus dikontrol, hal ini sama halnya dengan diagram batas sistem O-LCA.


C.3. Tahap 3: Life Cycle Impact Analysis 
            Selama fase penilaian dampak, hasil LCI digunakan untuk mengevaluasi signifikansi dampak lingkungan yang potensial. Pada fase ini, metode yang sama digunakan untuk produk dan O-LCA setelah persediaan telah disusun. Secara umum, proses ini mengaitkan data persediaan dengan dampak lingkungan tertentu dan mencoba untuk memahami dampak-dampak tersebut. Gunanya agar lebih spesifik dan relevan mengenai lingkungan, dan diperlukan pendekatan sistematis untuk mencegah pergeseran beban pemecahan suatu masalah. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak dari suatu organisasi terhadap lingkungan secara keseluruhan, atau untuk menemukan dampak keseimbangan yang tepat antara masing-masing aspek. Dengan mempertimbangkan beberapa dampak, perusahaan memiliki beberapa perspektif yang menilai
bagaimana proses pengaruhnya terhadap lingkungan, yang dapat menawarkan solusi inovatif yang lebih sustainable.
            Secara operasional, persediaan yang pertama dikompilasi dengan konsumsi sumber daya untuk input dan diproduksi dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan output. Kemudian, input dan output harus diterjemahkan ke dalam dampak lingkungan yang sesuai dengan salah satu metode penilaian dampak yang ada. Terdapat  dua langkah wajib yang harus dilakukan, yaitu klasifikasi dan karakterisasi. Pada tahap klasifikasi, kategori mid-point impact telah dipertimbangkan dan telah dikaitkan dengan input dan output yang termasuk dalam TIM. Alat yang dihasilkan, bernama Sustainable Textile Assessment Tool (STAT), yang dapat digunakan oleh perusahaan tekstil untuk mengklasifikasikan input dan output mereka ke dalam kategori referensi dampak, ditunjukkan pada Tabel 2. Karena perbedaan penggunaan sumber daya dan emisi polutan yang diidentifikasi ke dalam kehidupan fase siklus persediaan biasanya yang berbeda dengan potensi dampak lingkungan dalam setiap kategori dampak, metode karakterisasi yang digunakan adalah dengan mengasosiasikan skala dari faktor emisi polutan karakterisasi/konversi yang dipilih.
           
            Secara khusus, Instant LCA Web Portal untuk tekstil yang dikembangkan oleh Intertek, merupakan solusi online untuk LCA dengan produk eco-desain yang memungkinkan perhitungan instan, perbaikan dan pelaporan dampak lingkungan untuk tekstil. GABI Database "Tekstil finishing" termasuk data persediaan untuk pre-treatment proses kegiatan, pencelupan, pencetakan, dan finishing. Sedangkan software EIME yang dikembangkan oleh Bureau Veritas CODDE dan
Gemtex yang berisi database tekstil khusus dan berbagai dataset tekstil LCI. Modint Ecotool dikembangkan oleh CE Delft, adalah alat berbasis Excel yang berisi informasi LCA pada proses di setiap tahap rantai produksi tekstil.
            Dalam rangka untuk mengidentifikasi "hotspot", mengidentifikasikan elemen dalam sistem yang berkontribusi paling besar terhadap beban lingkungan perlu dilakuka. Kategori dampak lingkungan harus dinormalisasi dan berbobot. Tujuan dari normalisasi adalah untuk merujuk skor dampak untuk referensi umum, sehingga menunjukkan perbandingan relatifnya. Secara khusus, normalisasi LCA menerjemahkan skor dampak menjadi kontribusi relatif dari organisasi untuk situasi referensi yang dimaksudkan sebagai profil lingkungan dari suatu sistem ekonomi. Pada akhir langkah ini, semua indikator kategori dinormalisasi dengan mengekspresikannya di unit yang sama, membuat perbandingan kategori dampak yang berbeda. Pada sektor tekstil Eropa dan dampak lingkungan dari tekstil produksi di Uni Eropa telah dipilih sebagai acuan ekonomi sistem seperti pada Tabel 3.
            Untuk non perusahaan Eropa, dampak lingkungan dari sektor tekstil nasional harus dipertimbangkan. Dengan cara ini, dampak lingkungan dari organisasi pelapor dievaluasi terhadap sektor ekonomi.
            Setelah normalisasi, dilakukan pembobotan untuk menyesuaikan indikator yang telah dinormalisasi untuk menunjukkan kepentingan relatif berdasarkan kategori dampak yang berbeda. Bahkan, untuk kategori dampak yang sama dapat dinilai sebagai lebih atau kurang relevan dengan pemangku kepentingan dan pengambil keputusan yang berbeda (bahkan dalam organisasi yang sama). Sebuah nilai yang lebih tinggi dari indikator mungkin tidak cukup untuk memprioritaskan hal itu sehubungan dengan indikator lain dengan nilai yang lebih rendah jika hal yang kurang penting daripada dianggap yang terakhir. Oleh karena itu, nilai normalisasi dari N_IRc harus diperhatikan oleh kepentingan relatif di setiap kategori dampak. Pada langkah pembobotan, hasil normalisasi dikalikan dengan serangkaian faktor bobot (W_Irc) untuk setiap dampak kategori. Berikut rumusnya:
Berat masing-masing kategori dimaksudkan untuk menunjukkan kategori kepentingan relative sehubungan dengan kategori lainnya. Bobot membutuhkan penilaian mengenai pentingnya masing-masing kategori dampak yang dipertimbangkan dan berpotensi mempertimbangkan beberapa atribut. Ketika beberapa peneliti yang terlibat dalam menentukan bobot, dan terdapat banyak atribut untuk mengevaluasi setiap kategori, langkah ini mungkin konvergen ke satu titik yang sama. Untuk menghindari masalah ini, pembobotan dan pennetuan peringkat berikutnya dari kategori dampak bisa dicapai dengan menggunakan beberapa pendekatan, dari berpasangan sederhana dibandingkan dengan yang lebih kompleks seperti metode Delphi, atau metode yang berkaitan dengan Multi-criteria Decision Analysis (MCDA), seperti Analytic Hierarchy Process (AHP) (Saaty, 1980). Oleh karena itu, data dan hasil indikator harus dibuat tersedia sebelum langkah pembobotan untuk memastikan transparasi pendekatan. Melalui hasil dari tahap penilaian dampak dapat dirumuskan argumen yang kuat untuk tindakan yang efektif.

C.4. Tahap 4: Interpretasi Hasil
            Berdasarkan hasil dari tahap penilaian dampak, sebuah daftar prioritas dapat dibuat oleh peringkat IRC, sehingga mengidentifikasi kategori dampak yang paling penting. Kemudian, karena masing-masing kategori dampak terkait TIM dengan Sustainable Tekstil Assessment Tool (Tabel 2), mungkin maka mengidentifikasi lingkungan hotspot dalam hal input, output, proses dan akibatnya.
            Pada Tabel 4 Particulate Matter Formation (PMF) adalah kategori dampak yang paling penting, dan hotspot adalah input I2 dan O2. Dari TIM kemudian diidentifikasi proses yang paling penting memiliki I2 sebagai input dan / atau O2 sebagai output. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan solusi yang paling berpotensi menurunkan dampak lingkungan, dengan fokus pada elemen yang paling penting untuk diidentifikasi. Pada dasarnya, solusi potensial bisa merujuk ke:
a.       Solusi teknis di tingkat produksi, seperti instalasi dari pabrik surya yang memungkinkan produksi listrik atau air panas untuk sistem pemanas;
b.      Solusi manajerial untuk mendorong proses menuju sustainability, seperti penerapan prinsip-prinsip lean manufacturing yang dapat diadopsi untuk mengoptimalkan efisiensi dalam penggunaan input dan sumber daya
c.       Solusi di tingkat pemasok, termasuk penggunaan bahan yang sustainable, reuse, daur ulang dan pemulihan.
Untuk sektor tekstil, daftar Best Available Techniques (BAT) untuk mendukung identifikasi solusi potensial yang tersedia. BAT yang umum didefinisikan dalam scope European IPPC (Integrated Pollution Prevention and Control) sebagai tahap yang paling efektif dan canggih dalam pengembangan aktivitas dan metode operasi yang menunjukkan kesesuaian praktis dari teknik tertentu untuk menentukan emission limit values (ELV) yang dirancang untuk mengurangi emisi dan dampaknya pada lingkungan hidup secara keseluruhan.
            Solusi yang diidentifikasi, bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan, kemudian dievaluasi untuk menilai hasil investasi mereka dan dampak ekonomi. Analisis keuangan harus mampu menangkap semua biaya yang relevan dan signifikan yang berkaitan dengan alternatif, seperti pada metode Total Cost Assessment (TCA). TCA mirip dengan teknik penganggaran modal tradisional, bedanya adalah TCA mencoba untuk memasukkan semua biaya dan manfaat yang terkait pada setiap alternatif, termasuk pengeluaran dan penghematan lingkungan.

            Pada tabel 5 empat biaya yang dianggap adalah biaya langsung, biaya tidak langsung, biaya kontingen, dan biaya yang kurang nyata. Setelah semua biaya yang terkait dengan setiap solusi diidentifikasi, dilakukan evaluasi nilai tambah ekonomi untuk masing-masing Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Akhirnya, dengan mengumpulkan data secara teratur dan menghitung indikator dalam tahap penilaian bisa memantau dan mengendalikan dampak lingkungan dari waktu ke waktu.

D. Discussion
            Studi kasus dilakuka pada perusahaan benang (yang selanjutnya disebut sebagai Texco).
Pertama, ruang lingkup proses pengambilan keputusan terbatas pada proses makro dan kegiatan yang tidak langsung (tahap 1), seperti terlihat pada Gambar. 4. Kemudian, proses dan fitur fasilitas terkait dengan bisnis perusahaan yang dipilih dari TIM komprehensif (tahap 2e terlihat pada Lampiran A). Setiap proses, input, output dan sumber daya diukur, setelah itu kategori dampak (IRC) dihitung dan kemudian dinormalisasi (N_IRc) (Tahap 3), seperti dalam Tabel 6.
            Langkah pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik Rank Order Centroid (ROC). Teknik ROC adalah cara sederhana untuk menempatkan berat ke sejumlah item berdasarkan peringkat sesuai dengan tingkat kepentingannya. Metode ROC dipilih karena jumlah kategori dampak yang relatif besar sehingga kurang sesuai jika digunakan metode perbandingan berpasangan. Keuntungan utama menggunakan ROC adalah kemudahan untuk menentukan peringkat item. Pada Tabel 7, terdapat empat kategori dampak yang paling penting, terlepas dari nilai normalisasinya. Peringkat yang diberikan berdasarkan rumus:
Keterangan:
wi = bobot yang terkait dengan elemen i
Pada kategori dampak ini, konsumsi energi diakui sebagai hotspot yang paling penting, karena memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim (Tabel 8). Kontribusi masing-masing proses untuk konsumsi energi ditunjukkan pada Tabel 9. Di antara BAT yang tersedia, efisiensi tinggi sebagai potensi solusi untuk menurunkan konsumsi energi dari proses pemintalan. Data ekonomi dan teknis dari solusi tersebut dilaporkan pada Tabel 10, sedangkan Tabel 14 meliputi analisis keuangan dari investasi (dengan 10% discount rate).
            Proses kritis kedua adalah sistem penyejuk (untuk persiapan berputar). Dalam hal ini, Air Handling Unit (AHU) menunjukkan instalasi inverter pada kipas sentrifugal. Tabel 11 menunjukkan teknis parameter dan biaya karakteristik untuk solusi ini. Keempat solusi yang diusulkan dibandingkan pada Tabel 14, yang menunjukkan energi yang disimpan dan estimasi juga dihitung dan diubah menjadi setara CO2. Hasil tersebut kemudian direpresentasikan ke dalam koordinat Cartesian (Gambar 5).
            Solusi lingkungan dan ekonomi terbaik adalah substitusi sistem pencahayaan dengan lampu neon dan LED, sedangkan instalasi-efisiensi tinggi motor listrik pada mesin berputar adalah solusi terbaik kedua. Dengan penerapan kedua pilihan tersebut mungkin bisa untuk menyimpan 388.402 kg CO2 per tahun.


E. Conclusion
            Sustainability adalah suatu cara mendapatkan lebih banyak dan lebih relevansi untuk menciptakan nilai perusahaan. Manfaat yang banyak, mulai dari pengurangan biaya untuk manajemen risiko dan inovasi bisnis, meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan nilai merek. Di sektor tekstil, beberapa perusahaan mulai membuka jalan menuju sustainability dengan sejumlah pendekatan yang berbeda. Dalam konteks seperti itu, jurnal ini mengusulkan sebuah proses pengambilan keputusan untuk membantu perusahaan tekstil dalam memenuhi lingkungan ekonomi dan manfaat yang kompetitif. Secara khusus, itu adalah proses referensi yang dibangun dengan metodologi O-LCA untuk membantu manajer operasi membuat keputusan tentang potensi dampak lingkungan dari proses, dan untuk mendukung identifikasi peluang untuk mencegah pencemaran dan untuk mengurangi konsumsi sumber daya melalui analisis sistematis.
            proses penyediaan sistem manajemen dapat mendukung manajer untuk:
a.       Memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungan dengan perspektif yang dinamis, menyediakan perusahaan dengan informasi yang tepat berdasarkan keputusan yang tepat.
b.      Mengidentifikasi kegiatan dan bisnis mekanik apakah perlu ditingkatkan atau diubah untuk mengurangi dampak lingkungan, memungkinkan penghematan biaya baik dalam jangka pendek dan jangka panjang, mengembangkan kasus bisnis untuk sustainability.
c.       Mendefinisikan strategi untuk sustainability dan mendorong pembangunan sustainable dari sebuah perusahaan
d.      Meningkatkan citra sustainable.
            Kesimpulannya, jurnal ini dapat dianggap sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Secara khusus, dalam rangka mengatasi keterbatasan pekerjaan, beberapa kemungkinan arah yang selanjutnya ditunjukkan. Pertama, dimensi sosial harus disertakan dalam proses pengambilan keputusan. Kedua, goal and scope definition dapat diperbesar untuk mengendalikan seluruh tekstil dan rantai pakaian dari pertumbuhan dan produksi bahan baku, hingga distribusi dan ritel dari produk akhir kepada pelanggan. Ketiga, Decision MakingSoftware (DMS) dapat dikembangkan untuk mendukung analisis yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar